Senin (22/11) pukul 13.00 WIB, di Kompleks Postulat-Novisiat CB yang terletak di Jalan Affandy CT X/26 Yogyakarta dipadati dengan 5 truk polisi dan beberapa mobil kepolisian lainnya. Pasalnya, siang itu 170 pengungsi akibat bencana Merapi yang tinggal di kompleks tersebut
Selamat Jalan, Saudariku
”Aku telah mengakhiri pertandingan baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (II Tim. 4: 7) Perjalanan hidup yang dihayatinya dengan penuh syukur telah membawanya pada pemberian diri sampai pada kesudahannya. Suster Marosa CB terlahir sebagai anak
Kreasi Ibu-Ibu Pengungsi
Minggu (21/11) pagi, usai Ekaristi di Gereja St. Yohanes Rasul Pringwulung, Yogyakarta, suasana di depan gereja tidak seperti biasanya. Banyak orang berkerumun di sebuah sisi jalan, tepat berseberangan dengan pintu masuk gereja. Bukan saja para ibu yang tampak di sana,
Para Seniman Pun Turut Berbagi
Sebanyak 400-an pengungsi yang tinggal di Posko St. Anna, Syantikara, dan Postulat-Novisiat CB berkumpul di Aula Panti Bina Provinsialat yang terletak di Jalan Kolombo 19A pada Sabtu (20/11) pukul 19.00 WIB. Pasalnya, Den Baguse Ngarsa bersama Sronto, Joko Badut, “Mbak”
Tetap Berkarya Meskipun di Pengungsian
Sudah beberapa hari dalam suasana yang menegangkan akibat letusan Gunung Merapi, para pengungsi selalu berharap agar kondisi segera pulih. Mereka pergi meninggalkan segala yang dimilikinya baik rumah, tanah, ternak, juga kegembiraan, kenyamanan, dan lain sebagainya yang telah menjadi bagian dalam
Mbah Karyo
Tatapan matanya tajam, bening, dan penuh kepasrahan. Sungguh ironis dengan raganya yang lemah, berdebu, dan bau arang. Kuku pada jemari tangan dan kakinya panjang serta hitam. Jelas bahwa sudah lama tak dipotong dan dibersihkan. Ia tak mampu berdiri. Jangankan bangkit
Tamu Dini Hari
Pukul 03.00 dini hari, Selasa (9/11), Sr. Hilaria CB, pimpinan Komunitas St. Anna mendapat telepon dari RS. Panti Rapih (RSPR) bahwa ada satu pengungsi yang baru saja dievakuasi dari Tawangrejo, Turgo, Kecamatan Pakem, akan ikut mengungsi di Komunitas CB St.
Kehadiran GKR Hemas Bagi Para Pengungsi
Bencana Gunung Merapi tahun 2010 ini benar-benar menarik perhatian dunia. Bencana demi bencana melanda Indonesia, dari Wasior, Mentawai, dan Merapi. Berbagai kalangan menaruh simpati pada para korban tersebut. Bantuan/sumbangan berdatangan sebagai bentuk perhatian dan kepedulian pada saudara-saudaranya yang sedang berkesusahan.
Keterlibatan Hamba Yahwe
Merapi sudah tidak bisa diprediksi lagi. Kemarahannya memorak-porandakan apa dan siapa pun yang berada di dekatnya. Masyarakat dibuatnya panik. Rumah-rumah dan pepohonan rusak. Hujan pasir dan debu vulkanik terjadi di pemukiman penduduk sekitar. Di mana-mana tersapu dengan pemandangan yang serba
Duka Mereka Pun Duka Kita
Seperti yang telah kita dengar dan lihat baik secara langsung maupun melalui media masa, telah beberapa hari, sejak Selasa (26/10) pukul 17.02 WIB lalu, Gunung Merapi sedang tidak bersahabat. Awalnya, masyarakat yang tinggal di Lereng Merapi tidak menampakkan wajah-wajah cemas.